Selasa, 10
September 2013. Selepas menyantap hidangan makan malam di sebuah tempat dimana
kami biasa makan, mamah mengajak aku dan adik-adik ku untuk berkeliling
sebentar di pasar malam. Tak sampai satu jam, kami memutuskan untuk kembali ke
mobil karena ingin segera pulang. Belum jauh dari tempat kami barusan,
tiba-tiba saja papah mengatakan “nganggo
kudung tapi tanganne dicekel-cekel bae lanang” yang artinya “pakai kerudung
tapi tangannya dipegang-pegang saja oleh lelaki”. Sontak saja aku kaget dengan
kata-kata papah barusan dan sambil mencari-cari sumber yang menjadi bahan
obrolan. Karena sudah malam, penerangan dijalan pun kurang, akhirnya aku tidak melihat
dimana sejoli yang sedang berpacaran. Sepanjang
jalan terus saja aku pikirkan, ternyata memang benar tak ada orang tua yang mau
melihat anaknya menjadi objek kenikmatan bagi lelaki yang tak jelas tentukan
pernikahan. Lebih dari itu, memang sangat tak pantas jika seorang wanita muslim
berkhalwat dengan lelaki yang bukan muhrimnya. Apalagi sampai melakukan kontak
fisik yang tak jarang berakhir pada penyesalan.
Bukankah sudah
Al-Qur’an katakan “JANGAN DEKATI ZINA”?? Untuk mendekatinya saja dilarang,
apalagi melakukan?? Astagfirullahaladzim :-( coba kalian buka surah Al-Isra
ayat 32 untuk membuktikan apa yang aku sampaikan. Begitupun dengan cerita Ustadz Yusuf Mansur yang pernah aku
dengar, yakni “kalau tangan anaknya
dipegang atau memegang tangan yang bukan muhrimnya, maka Malaikat Zabaniyah
mengambil dan membawa kerikil panas dari neraka lalu kemudian dilemparkan tepat
kepada tangan kedua orang tuanya di alam kubur, hingga seluruh tubuh mereka
terbakar sampai ke ubun-ubunnya, sementara orang tuanya tidak tahu menahu kenapa Allah menurunkan
siksaan tersebut kepadanya” Wallahualam. Apakah kita setega itu membiarkan kedua orang
tua kita menanggung siksaan atas dosa-dosa yang telah kita lakukan semasa di
dunia? Rasanya benar-benar tak tahu diuntung jika kita membandingkan perjuangan
papah kita yang rela pulang malam bahkan tak jarang meninggalkan rumah
berbulan-bulan hanya untuk membelikan anaknya pakaian dan barang-barang yang ia
inginkan. Apakah kita setega itu??? Jika mengingat perjuangan mamah yang sudah
mengandung kita selama 9 bulan lamanya, membawa kita kemanapun ia pergi, bahkan
tak jarang mamah merasakan sakit teramat dalam ketika ia mulai kelelahan,
apakah pernah mamah meminta uang untuk menggantikan semua perjuangan yang telah
ia lakukan demi membesarkan dan merawat putra putrinya hingga tubuh besar? Sampai
hatikah kita membiarkannya terjadi kepada kedua orang tua kita? Sedang orang
tua kita tak pernah mengajarkan anaknya untuk melakukan perzinahan tanpa ikatan
yang halal? Dan kelak, jika Allah mengijinkan, kita pun akan bergantian menjadi
orang tua yang akan bertanggung jawab atas perbuatan yang anaknya lakukan. Mau
kah kita jika anak yang kita sayang, kita jaga tubuhnya bahkan dari gigitan
seekor nyamuk sekalipun kita keberatan, ketika sudah besar mereka membiarkan
tangan-tangan jahil menyentuh tubuhnya hanya demi menumpahkan kepuasaan nafsu
belakang??? Ikhwan wa akhwat yang aku sayang, demi dosa yang pernah kita
lakukan, demi kasih sayang yang orang tua kita berikan, dan demi segala nikmat
yang telah Allah berikan, masihkah kita akan melakukan perbuatan yang
jelas-jelas merugikan banyak orang?? Sebelum datang penyesalan, marilah kita
memohon ampunan kepada Sang Maha Pengampun, Allah Azza Wa Jalla. Jangan pernah
berputus asa dari ampunanNya. Percalah Allah Maha Pengasih, Maha Pengampun.
“Dan jangan kamu berputus asa dari rahmat
Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang
kafir” (QS. Yusuf:87);
“Dan sesungguhnya Aku Maha Pengampun
bagi orang yang bertaubat, beriman, beramal saleh, kemudian tetap dijalan yang
benar” (QS. Taha:82);
“Sesungguhnya Allah menerima taubat
seorang hamba selama (nyawa) belum sampai di kerongkongan” (HR Tirmidzi);
“Sesungguhnya Allah menyukai seseorang
hamba mukmin yang terjerumus dosa, tapi bertaubat” (HR Ahmad);
Semoga apa yang aku sampaikan
bermanfaat untuk ikhwan wa akhwat sekalian. Bukan maksud diri meng-gurui
rekan-rekan, tapi apa salahnya saling mengingatkan. Mohon maaf apabila ada
perkataan yang kurang berkenan, sungguh pun tak ada unsur kesengajaan, dan
kesempurnaan hanyalah milik Allah semata. Wassalam..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar