Rabu, 04 September 2013

Sumpah, Demi Allah, Aku Cuma Ingin Taat!!

            Belum genap seminggu niatku untuk mengenakan hijab syar’i terlaksana, tapi sudah banyak pertanyaan keheranan atas apa yang aku kenakan. Ya, tak apa, inilah perjuangan. Padahal apa yang aku pakai dan ku kenakan menurutku masih sangat-sangat wajar. Sebagai seorang wanita, hukumnya wajib menutupi semua aurat yang ada. Berawal dari ku panjangkan kerudung ini, memang belum tebal seperti seharusnya, tapi aku tetap berusaha membuatnya menutupi seluruh bagian kepala bahkan sampai melewati dada. Ya, saat ini dengan berbekal kerudung paris yang lumayan banyak, ku gunakan ia untuk menjadi khimar yang syar’i, ku panjangkan, meski masih terlihat menerawang walaupun sudah 2 paris yang ku gunakan menjadi satu khimar. Semuanya masih proses, selagi menunggu pesanan khimar syar’i yang ku pesan datang, setidaknya aku berusaha mengsyar’i kan khimarku dari sekarang. Selanjutnya kaos kaki. Amat sangat tak terbiasa ku gunakan kaos kaki kemanapun aku pergi selain pergi ke sekolah. Rasanya ribet kalo Cuma pake sandal mesti pakai kaos kaki, tapi lagi-lagi aku tak bisa mengelak, ini adalah bagian dari aurat. Ya, inilah yang seharusnya sudah kulakukan dari dulu, setelah ribuan bahkan jutaan pasang mata yang mungkin telah melihat kaki ini, baik sengaja ataupun tidak. Menyesal, kenapa tak dari dulu ku lakukan. Tapi, apalah arti kata penyesalan jika tak ada aksi untuk perubahan.

            Dulu, yang aku tau menutup aurat hanyalah sebatas memakai kerudung, dan memakai baju, rok, celana, yang panjang. Asal tertutup. Ya, Cuma asal tertutup. Bukannya melindungi aurat yang semestinya harus ku lindungi. Bertahun-tahun aku lakukan. Rasanya teramat sangat bodoh dan malu, kenapa tak pahami betul ayat-ayat ini dari awal :
“Katakanlah kepada wanita yang beriman : ‘Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya, dan janganlah menampakan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putra-putra suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan lelaki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita), atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.” (An-Nur : 31)
”Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin : ‘Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya keseluruh tubuh mereka’. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Al-Ahzab : 59)
“....Dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang jahiliyah yang dahulu....” (Al-Ahzab : 33)
Sungguh pun bukan karena paksaan atau bahkan maksud apapun aku ingin merubah hidupku, tapi Sumpah, Karena Allah, Tuhan Yang Maha Esa, aku hanya ingin Taat dan Patuh pada setiap perintah-Nya.
            Mungkin terlalu lama aku menyadarinya, tapi selagi Allah masih beri kesempatan ku untuk bernafas, kenapa tidak aku akhiri semua kegelapan yang sudah lama menemani perjalananku selama ini. Toh nantinya kita sekalian pun akan kembali pada-Nya. Dan tiap-tiap detik yang kita gunakan semuanya akan dihisab satu-persatu tanpa terkecuali. Termasuk golongan manakah kita? Kanan kah? Atau mungkin condong kepada golongan kiri? Pahala? Atau mungkin DOSA kah yang kita kumpulkan sampai saat ini? Sungguh, kematian itu sangat dekat, bahkan lebih cepat dari kedipan mata kita. Entah malamkah, pagikah, atau siangkah kita akan bernafas untuk yang terakhir kalinya. Entah dalam keadaan bagaimana, kapan, diamana, bahakan dengan siapa. Kematian itu pasti datang.
            Saudariku tersayang, tercantik, dan terindah. Cukupkanlah sampai disini, jangan takut untuk menutup auratmu, jangan pernah takut kehilangan kecantikanmu karena menutup aurat. Sungguh, aku rasakan, justru dengan menutup auratlah kecantikan yang kita miliki akan lebih terpelihara, karena tak sembarangan mata dapat menikmatinya. Cantik adalah anugerah Sang Maha Kuasa atas diri kita duhai kaum hawa, buatlah anugerahmu itu menjadi sangat Mahal dengan menjaga kesuciannya, dengan tak pamerkan apa yang tak sepatutnya kita pamerkan. Allah Maha Melihat, ingat, tak ada satupun hal yang bisa kita tutupi dari-Nya. Belajarlah dari hal-hal kecil jika dirasa berat untuk memulainya. Mulailah kenakan pakean-pakean yang tak tampakan kemolekan tubuh kita, tanggalkan baju-baju seksimu, celana jeansmu, terutama pakean-pakean bayi yang serba mini yang sering kamu gunakan, kan kasihan dede bayinya banyak saingan ^^V. Menutup auratlah bukanlah sekedar menutup, tapi melindungi, bahkan mungkin menjaga auratmu dear. Jagalah diri kita dari mata-mata nakal yang sering berimajinasi *****, jagalah diri kita dari tangan-tangan nakal yang hendak mencolek bagian tubuh kita (rese memang), dan jagalah diri kita dari Murka Allah SWT.
            Tapi kan yang berkerudung juga masih banyak yang  ga bener??? | Ga bener gimana maksudnya? | Ya gitulah, kaya masih pacaran, ngomongin orang, bahkan ada yang suka mencuri | Inget ya dear, bukan kerudungnya yang salah, tapi sifatnya saja yang mesti lebih diperbaiki ^_^ setiap perbuatan punya ganjarannya masing-masing, kalo dia masih pacaran? Ya berarti dia dapat dosa dari pacarannya itu, tapi dengan auratnya Wallahualam. Begitupun dengan keburukan-keburukan lain yang dia lakukan. Asal kita ingat, Allah Maha Tahu apa-apa yang kita tidak mengetahuinya. Sekedar memberi saran, khususnya buat perempuan-perempuan yang aku sayang. Jangan sampai menyesal disaat nafas tak lagi bersama, karena itu dirasa akan sangat sia-sia. Menutup aurat hukumnya WAJIB. Bukan karena ingin terlihat baik oleh orang lain, bukan merasa diri so’ agamis, tapi satu alasannya, HANYA INGIN TAAT. Biarlah orang lain menilai apa, karena penilaian mereka tak akan menyelamatkanmu dari api neraka. Biar tambah semangat ngejalaninnya, ada satu ayat yang akan beri banyak makna untuk kita tetap berada pada ketetapan-Nya :
“Maka bersabarlah kamu untuk (melaksanakan) ketetapan Tuhanmu, dan janganlah kamu ikuti orang yang berdosa dan orang yang kafir diantara mereka.” (Al-Insan : 24)
Mari Berjuang Bersama, Selamatkan Diri Kita dari Siksa Api Neraka, dan InSyaa Allah masuk Surga pun Bersama-sama. Aamiin..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar