Memang susah hidup tanpa teman yang sama-sama sedang
berhijrah,
Seperti keselek permen dan ga nemu air minum
Nyesek pernah, Cuma bisa ngelus dada
Yakin Allah selalu ada
Bukan
salah keadaan yang membuatku marah
Tapi
mengapa aku tak pernah bisa untuk mengatakan apa yang sebenarnya
Hanya
dapat berharap semua masalah musnah
Tanpa
harus aku yang melewatinya
Ilmuku memang tak seberapa
Bahkan untuk menegur teman pun aku tak tahu harus bagaimana
Sedang aku tahu jika dia salah
Tapi, apalah, aku tetap saja tak bicara
Seperti
penonton yang hanya bisa menyaksikan mereka berulah
Membiarkan
sang waktu terbuang dengan percuma
Walau
sebenarnya aku tak tega
Karena
ku tahu seperti apa dosanya
Ya, memang aku pun tak selalu benar
Bahkan mungkin masa laluku lebih buruk dari sekarang
Lantas apa aku akan terus berlaku seperti itu saja?
Rasanya tidak, tidak, tidak
Sudah
cukup menjadi pohon yang tak berbuah
Hanya
membuat halaman rumah penuh dengan sampah
Tak
berikan hasil pada pemiliknya
Sedang
dia sangat menginginkannya
Tak Cuma sekali aku mengalah
Menahan keinginan untuk tak luapkan amarah
Menyesali kehendak diri yang tak dapat berbuat apa-apa
Demi kebahagian hakiki kita bersama ridhoNya
Memang
hati tak bisa bicara
Tuk
katakan “Yuk sama-sama kita berhijrah”
Teruntuk orang-orang yang aku sayang....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar