Jumat, 04 Oktober 2013

bukan Puisi



Memang susah hidup tanpa teman yang sama-sama sedang berhijrah,
Seperti keselek permen dan ga nemu air minum
Nyesek pernah, Cuma bisa ngelus dada
Yakin Allah selalu ada
                Bukan salah keadaan yang membuatku marah
                Tapi mengapa aku tak pernah bisa untuk mengatakan apa yang sebenarnya
                Hanya dapat berharap semua masalah musnah
                Tanpa harus aku yang melewatinya
Ilmuku memang tak seberapa
Bahkan untuk menegur teman pun aku tak tahu harus bagaimana
Sedang aku tahu jika dia salah
Tapi, apalah, aku tetap saja tak bicara
                Seperti penonton yang hanya bisa menyaksikan mereka berulah
                Membiarkan sang waktu terbuang dengan percuma
                Walau sebenarnya aku tak tega
                Karena ku tahu seperti apa dosanya
Ya, memang aku pun tak selalu benar
Bahkan mungkin masa laluku lebih buruk dari sekarang
Lantas apa aku akan terus berlaku seperti itu saja?
Rasanya tidak, tidak, tidak
                Sudah cukup menjadi pohon yang tak berbuah
                Hanya membuat halaman rumah penuh dengan sampah
                Tak berikan hasil pada pemiliknya
                Sedang dia sangat menginginkannya
Tak Cuma sekali aku mengalah
Menahan keinginan untuk tak luapkan amarah
Menyesali kehendak diri yang tak dapat berbuat apa-apa
Demi kebahagian hakiki kita bersama ridhoNya
                Memang hati tak bisa bicara
                Tuk katakan “Yuk sama-sama kita berhijrah”


Teruntuk orang-orang yang aku sayang....

Kamis, 03 Oktober 2013

Yuk Tutup Aurat



Yuk Tutup Aurat
(dengan Pakaian Syar’i / Hijab Syar’i)

Syar’i? Apa itu?
Syar’i itu sesuai dengan syariat atau sesuai dengan hukum agama. Seperti  yang terkandung dalam surah An-Nur ayat 31 dan Al-Ahzab ayat 59 mengenai hukum atau kewajiban menutup aurat.
“Katakanlah kepada wanita yang beriman : ‘Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya, dan janganlah menampakan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putra-putra suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan lelaki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita), atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.” (An-Nur : 31)
”Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin : ‘Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya keseluruh tubuh mereka’. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Al-Ahzab : 59)
Dan ditambah dengan surah Al-Ahzab ayat 33
“....Dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang jahiliyah yang dahulu....” (Al-Ahzab : 33)
Pakaian yang Syar’i itu seperti apa?
Pakaian syar’i itu adalah pakaian yang dibenarkan Allah untuk menutup aurat. Atau biasa disebut dengan HIJAB. Terdiri dari pakaian rumah, kerudung (khimar) dan jilbab. Pakaian rumah adalah pakaian yang memperlihatkan tempat melekatnya perhiasan atau memperlihatkan bagian tubuh yang menjadi anggota wudhu. Pakaian rumah sudah jelas hanya digunakan didalam rumah saja, dan tanpa ada nonmahram (lelaki asing). Kerudung atau khimar adalah yang menutupi kepala hingga batas dada, sedangkan jilbab adalah pakaian luar, pakaian rangkap yang dipakai seorang muslimah saat keluar rumah. Atau jilbab adalah pakaian rangkap yang menutupi pakaian rumah, yang terulur menutupi tubuh bagian bawah selain kepala, lebih luas dari khimar dan biasa disebut dengan gamis.


Check-List Hijab Syar’i


Muncullah seribu alasan...
S : Aku ga mau berhijab! Hijab itu kan Kuno!
R : Kuno? Coba lihat zamannya filontones, lebih kuno lagi ga pake hijab
S : Tapi kan itu hal yang kecil, kenapa sih harus dipermasalahkan?!
R : Yang besar-besar itu awalnya dari hal kecil yang diremehkan lho*
S : Yang pentingkan hatinya Baik, bukan dilihat dari hijabnya, dari fisiknya!
R : Terus ngapain salonan tiap minggu? Make Up-an? Itu kan juga fisik?
S : Pakai hijab kan belum tentu baik?!
R : Betul, yang berhijab aja belum tentu baik, apalagi yang . . . *isi sendiri
S : Aku kemarin lihat ada yang berhijab tapi malah nyuri!!
R : So What? Yang ga hijab juga banyak yang nyuri, ga ada korelasinya!
S : Lebih baik hijabi hati dulu, buat hati jadi baik!
R : Yup, ciri hati yang baik adalah kerudungin kepala dan tutup aurat secara
penuh dengan jilbab
S : Kalo berhijab masih maksiat gimana? Dosanya malah dobel kan?
R : Berhijab dan Maksiat dosanya 1, kalo ga berhijab dan maksiat dosanya
malah 2, pilih mana? Pilih berhijab ga pake maksiat dong ^_^
S : Berhijab itu buat aku ga bebas!!!
R : Oh, berarti lipstik, bedak, pake baju ngetat, harus sesuaikan dengan
mode plus abisin duit ke salon itu membebaskan, iya??
S : Aku ga mau dibilang Fanatik dan Ekstrimis!!!
R : bukannya sekarang kamu sudah fanatik pada budaya barat dan ekstrem
dalam membantah perintah Allah???
S : Kalo aku pake hijab, ga ada yang mau sama aku, gimana?
R : Banyak yang sudah berhijab dan mereka nikah kok!
S : Kalo calon suami aku ga suka??
R : Berarti dia tak layak. Bila didepanmu dia tak taat kepada Allah, berani
jamin dibelakangmu dia bisa jujur?
S : Kenapa sih agama Cuma dilihat dari kerudung dan jilbab??
R : Sekulerisme malah melihat wanita hanya dari paras dan lekuk tubuh
S : Aku ga mau diperbudak pakaian arab!
R : Ini simbol ketaatan kepada Allah, justru orang arab dulu ga pake kerudung
dan jilbab
S : Aku ga mau dikendalikan orang tentang apa yang harus aku pake!
R : Sayangnya sudah begitu : TV, majalah, sinetron, kendalikan fashion-mu dan
apa yang harus kamu pake
S : Kerudung kan bikin panas, pusing, ketombean??
R : Jutaan orang pake kerudung, ga ada keluhan gitu, saya saksinya ^_^
S : Apa nanti kata orang kalo aku pake hijab?
R : Oh jadi lebih denger apa kata orang dari pada apa kata perintah Allah?
S : Kerudung dan jilbab kan ga gaul?!!
R : Lah, kamu ini mau gaul atau mau menaati Allah sih?
S : Aku belum siap pake kerudung!
R : Kematian juga ga akan tanya kamu siap atau belum dear..
TUTUPLAH AURATMU SEKARANG, SEBELUM AURATMU DITUTUPKAN.
(bila di ujung cerita kita pun akan menutup aurat, mengapa tidak sekarang sebelum jadi mayat?)

HIJAB ≠ FASHION
v  Hijab bukanlah sebuah Tren Fashion yang modenya disesuaikan dengan zaman dan keinginan, yang harus dibuat rumit sehingga menyusahkan untuk memakainya.
v  Hijab bukanlah pelarian bagi Fashionista yang tetap ingin disebut islami.
v  Hijab bukanlah perhiasan, dan bukan pula dipakai untuk mengejar perhatian dan popularitas. Karena sejatinya Muslimah sudah cantik sejak ia bersyahadat.
v  Dan hijab menandakan keindahan yang tidak bisa diperlihatkan aurat ^_^

Yuk sama-sama perbaiki hijabnya, luruskan niatnya hanya karena Allah semata. Percayalah, Allah lebih tahu apa yang kita butuhkan, jika menutup aurat adalah kewajiban, tentu ada makna lain yang terkandung didalamnya selain hanya untuk sebatas menutup aurat. Bismillah...




(dikutip dari buku “Yuk Berhijab”, di ketik ulang oleh silviaramadan)

Minggu, 15 September 2013

Jika ini malam terakhirku..



Pernah kah kau bayangkan bagaimana jika ini adalah malam terakhirmu menikmati setiap helaan nafas yang kau hembuskan dengan riang? Pernah kah memikirkan kelak dalam keadaan bagaimana kita akan dipanggil Tuhan? Kematian memang tanpa diundang. Siapa sangka 5 menit yang lalu berpapasan dengan teman dijalan, detik ini kamu dapat kabar mengharukan. Ya, memang semuanya bukanlah sekedar kebetulan. Tentu ada maksud lain yang ingin Tuhan sampaikan kepada kita yang telah lalai. Tak ada kata penolakan, disaat nyawamu telah sampai pada kerongkongan. Disaat datang penyesalan, disaat itu pulalah kebenaran Allah tak terbantahkan. Semua kembali pada-Nya.

Jumat, 13 September 2013

Jomblo Mulia or Nikah Mulia



Miris memang jika melihat keadaan anak muda jaman sekarang, ini sudah benar-benar gazhwul fikri*. Saat pacaran sudah dibudidayakan, seks bebas mudah ditemukan, hingga akhirnya banyak korban berjatuhan, terutama kaum hawa. Kebodohan terbesar yang pernah aku lakukan adalah pacaran. Setelah belasan tahun baru aku mengetahui apa yang sebenarnya ada dipikiran lelaki saat dia hendak mengajak wanita yang disukainya untuk berkencan. Mungkin tak semua lelaki memiliki pikiran dan niat yang buruk terhadap pasangannya, tapi apalah yang bisa diperbuat jika syetan telah hadir diantara kedua insan yang sedang berduaan, apalagi didukung dengan suasana yang jauh dari keramaian. Naudzubillah. Sebaik-baiknya pacaran, menurut aku ga ada yang bisa dibilang baik, sekalipun mereka berjauhan, tak saling jumpa, dan hanya berbicara melalu telepon genggam. Karena syetan tak akan pernah berputus asa sebelum mangsanya terjerumus dalam perbuatan dosa yang akan membuatnya merasa senang karena telah berhasil mengajak anak cucu Adam menuruti apa yang syetan inginkan, yakni berbuat dosa, jauh dari perintah Allah. Sebagai seorang wanita yang sedang dalam masa peralihan menuju kedewasaan, aku mencoba untuk terus mengingatkan, mengingatkan, dan mengingatkan, khususnya untuk adik-adik ku tersayang, jangan sampai kehilangan kehormatan hanya karena rayuan murahan. Juga kepada teman-temanku sekalian, rasanya sudah bukan main-main lagi jika memang sudah merasa nyaman, kenapa tidak menikah saja? Apalagi yang kalian inginkan, setelah rela pertahankan hubungan yang sudah bukan bulanan, bahkan tahunan, tunggu apalagi? Sudah yakinkan dengan pasangan kalian sekarang? Pria sejati pasti kan datang untuk melamar, bukan maju mundur, tarik ulur, putus nyambung, hubungan yang sudah lama ia pertahankan. Apakah hanya karena ingin dibilang hebat karena telah bertahan atau memecahkan rekor menjalin hubungan terlama dalam hal ‘pacaran’?? Dear, percuma aja pacaran lama-lama kalau toh akhirnya dia bukanlah jodoh yang Tuhan takdirkan untuk hidup bersamamu. Sudah mati-matian perjuangkan hubungan, korbankan perasaan dan pikiran, eh ujung-ujungnya kamu yang ditinggalkan. Ngenes ga tuh??? Yasudah makannya buruan ambil keputusan yang matang, STOP PACARAN, SEGERAKAN PERNIKAHAN, jika merasa diri belum berkecukupan, PUASALAH KAMU!! Karena dengan berpuasa kamu akan dapat mengendalikan hawa nafsu kamu yang sudah berlebihan.
Yang masih sekolah, ya sekolah dululah yang benar, buat kedua orang tuamu bangga akan prestasi yang mampu kau torehkan. Jangan sia-siakan kesempatan yang telah Allah berikan. Lihat dear diluar sana masih banyak orang-orang yang susah makan, apalagi berkesempatan untuk mengenyam pendidikan. Ingatlah jerih payah orang tua kita, banting tulang melakoni pekerjaan, demi melihat kalian sekolah dengan fasilitas yang memuaskan. Bahkan tak jarang sampai meminjam uang karena tak ingin melihat anaknya merasa kelaparan. Kalau kata kakek aku “Sekolah yang benar, kelak jika kamu sukses, kamu sendiri yang akan senang”. Senang disini dalam artian luas ya dear, senang bisa membuat orang tua kita ikut senang, bisa membuat orang lain menjadi senang, seperti halnya memberikan bantuan atas apa yang mereka perlukan. Kan sebaik-baik orang adalah yang bermanfaat bagi orang lain. Yang lagi kuliah, yang benar ya kuliahnya. Yuk sama-sama perbaiki diri diusia yang sudah bukan anak-anak lagi. Malu lah masa MahaSiswa masih memberikan c ontoh yang tidak benar, kasihan adik-adik siswanya, jangan ajarkan mereka kesalahan yang dulu sempat kita lakukan, khususnya ‘pacaran’ ya. Mau dibawa kemana generasi penerus bangsa jika muda mudinya sibuk sendiri dengan urusan “cari incaran, pedekatean, modus-modusan, kode-kodean, jadian, pacaran, eh akhirnya ‘ku hamil duluan sudah tiga bulan’, kan ga LUCU”. Ya emang bukan lagi ngelawak juga sih ^^V. Kata Pak Polisi yang pernah nilang aku aku gegara lupa pake helm juga “MahaSiswa itu diatas Siswa, masa berkendara bermotor ga pakai helm?” -_- yang perlu diperhatikan itu yang aku garis bawahi ya dear, kalimat selanjutnya? Penting juga sih XD. Yuk mareee jadi mahasiswa yang sesuai dengan statusnya. Ini juga nih mesti diinget, ga semua orang beruntung dapat kesempatan kuliah lho, kita yang jelas-jelas udah tinggal benernya aja malah menyelahgunakan kesempatan emas ini. Biaya kuliah tu lumayan, lumayan bikin orang tua kita putar pikiran, atur siasat keuangan, agar putra putri kebanggaannya kelak menjadi orang terpandang yang bisa merubah keadaan perekonomian keluarga juga lingkungan disekitarnya, ya setidaknya dapat menciptakan lapangan pekerjaan untuk orang-orang yang Cuma lulusan sekolah dasar, kan kasihan kebanyakan mereka rela pergi tinggalkan kampung halaman, akhirnya anak-anak mereka terabaikan. Eh apasih udah jauh banget bahasannya, hihi maaf-maaf dear ^/\^ Nah sekarang buat teman-teman sekalian yang sudah memiliki pekerjaan. Apalagi yang kalian harapkan jika memang sudah mempunyai pilihan? Masih kepingin ganti-ganti pasangan gitu?? Apa?? Engga? Terus apa? Belum mapan? Nunggu punya rumah idaman? Mobil impian? Ya kelamaan lah dear, makin banyak pula momen-momen yang bisa syetan manfaatkan terutama saat kamu sedang galau. InSyaa Allah, dengan menikah rezeki makin lancar selancar jalan tol kali yak :D coba tanyakan ke mereka-mereka yang sudah punya ikatan halal, bagaimana kehidupannya setelah menikah, pasti jawabannya sangat-sangat menyenangkan. Selain bebas melaukan apa saja dengan seseorang yang sangat dia inginkan, hidup pun menjadi lebih berwarna karena setiap hari makan tak sendirian, dan yang paling penting solat dirumah pun bisa jamaahan.
Intinya, tak ada kebahagian yang diawali dengan keburukan, tak ada kebaikan yang disertai murka Tuhan. Tak ada hal menyenangkan bagi seorang wanita selain kepastian hari pernikahan. Pilahannya cuma dua, JOMBLO MULIA atau NIKAH MULIA. Silahkan direnungkan, mohon maaf atas kekurangan yang disampaikan. Wassalam..
*gazhwul fikri yaitu penyerangan dengan berbagai cara terhadap pemikiran umat islam guna merubah apa yang ada didalamnya sehingga tidak ada lagi bisa mengeluarkan darinya hal-hal yang benar karena telah tercampur aduk dengan hal-hal yang tidak islami