Jumat, 19 Oktober 2012

Adukan Hanya Pada-Nya

Adukan Hanya Pada-Nya

Mengapa manusi tidak belajar banyak dari pengalaman pahit orag lain. Bahwa ketika ia mengeluh kepada sesamanya, kehinaan yang kemudian ia dapat kelak.

Siapa manusia yang tidak punya sahabat? Siapa manusia yang tidak punya kawan? Hampir rata-rata punya. Kesedihan dan kesepianlah yang ada bila sahabat yang kita jadikan sahabat, kawan yang kita jadikan kawan, kemudian kelak ada perselisihan sedikit saja dengan kita, maka rahasia barat dan timur segera terbuka. Itu hanya akan terjadi bila kita sering mengadukan masalah kita kepada dia, dan sering mengeluhkesahkan kesusahan kepadanya. Sebab hal ini ternyata menjadi bumerang buat diri kita sendiri.
Memang salah satu sifat manusia adalah “gatel”. Bukan gatel pengen digaruk, tapi gatel untuk berkeluh kesah. Kerjaannya banyak mengeluh. Tidak laki-laki tidak perempuan. Dua-duanya senang mengadukan kesulitan hidupnya pada orang lain. Andai kita tahu bahayanya, tentu kita akan sedikit mengeram kegatelan kita ini. Apalagi mestinya kita tahu, bahwa seberapapun hebatnya kita mengeluh, yang menakdirkan bisa menolong hanyalah kehendak Allah. Bukan sahabat kita, bukan saudara kita.
Dalam hal ini, Rasulullah menganjurkan kita untuk selalu ridha atas apa yang terjadi dalam kehidupan kita. Supaya mutiara kesulitan bisa kit dapatkan seiring dengan kesabaran kita menerimanya sebagai sebuah ketetapan Allah. Tapi yang terjadi, kita kehilangan sesuatu, lalu kita mengeluhkannya. Maka kita menjadi rugi dua kali. Pertama rugi sebab kehilangan barang yang boleh jadi kita cintai. Yang kedua, rugi sebab kita tidak mendapatkan penggantinya sebab kita tidak ridha.

“Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat berkeluh kesah lagi kikir. Apalagi ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah, dan apabila ia mendapat kebaikan ia amat kikir, kecuali orang-orang yang mengerjakan shalat, yang mereka itu tetap mengerjakan shalatnya.” (Al-Ma’arij: 19-23)

Kita punya Allah Yang Maha Mendengar dan Maha Menjaga segala rahasia. Mulia sekarang, jadikanlah Allah sebagai satu-satunya mitra berkeluh kesah dan sekaligus memohon pertolongan-Nya.

***
Ada Yang Maha Mendengar, yaitu Engkau, tapi kami mencari yang tuli, yaitu manusia. Ada Yang Maha Membantu, yaitu Engkau, tapi kami mencari yang buta, yaitu manusia. Ada Yang Maha Membantu, yaitu Engkau, tapi kami mencari yang diam, yaitu manusia. Ada Yang Maha Berkuasa, yaitu Engkau, tapi kami mencari yang lemah dan tak bisa berbuat apa-apa, yaitu manusia.
Maafkan kami ya Allah, maafkan...
***

Sumber : Buku Kun Fayakuun karangan Ust. Yusuf Mansur

Tidak ada komentar:

Posting Komentar