Sabtu, 20 Oktober 2012

Faktor Penyebab Tawuran: Kurangnya Didikan Agama dan Perhatian Orang Tua

Faktor Penyebab Tawuran: Kurangnya Didikan Agama dan Perhatian Orang Tua

Rabbi, maafkan aku..

Seiring berjalannya waktu seiring bertambah pula pengetahuan ku, banyak opini-opini yang aku lontarkan sendiri, banyak kata2 ini itu yang aku gunakan untuk menilai semua keadaan yang ada disekitarku, menilai lingkunganku, menilai teman2ku bahkan untuk menilai diriku sendiri.
Waktu itu ga tau kenapa tiba2 aja aku ngerasa pengen punya pacar, padahal sebelumnya aku udah janji sama diri aku sendiri buat engga punya pacar, tapi tapi tapi si setan terus saja memaksaku, membuatku tertipu oleh semua bujuk rayunya. Akhirnya ku buka hatiku untuk seseorang. Aku pikir aku bisa ngejalaninnya tanpa harus melanggar semua aturan yang Allah buat, ternyata engga, aku selalu membenarkan apa yang menurutNya salah, yang menurutNya tak harus aku lakukan. Teman, satu hal yang aku tahu, cinta bisa membuat semua orang lupa diri, terutama lupa terhadap statusnya sebagai hamba Allah. Pernahkah kalian bayangkan betapa sakitnya terhianati? Demi seseorang yang belum tentu dia jodohmu kau relakan apa saja untuk membahagiakannya, sedangkan Dia yang selama ini telah banyak memberikan mu fasilitas hidup, kau lupakan begitu saja. Apakah pantas? Saya rasa teman2 lebih tahu jawabannya. Bukan kah kita tahu bahwa hidup di dunia hanyalah sementara? Lantas mengapa begitu tenangnya kita menyia2kan waktu yang telah Dia beri untuk beribadah kepadaNya? Bahkan untuk mengerjakan solat saja kita masih lalai, sampai2 sama sekali tak mengerjakannya. Padahal kita tahu bahwa solat adalah satu2nya cara kita menghadap langsung kepada Sang Pencipta, yakni Allah SWT. Hmmm, sungguh sangat keterlaluan yang namanya manusia ini, gimana engga, dari 24 jam waktu yang ada, berapa jam kah yang telah kita beri kepadaNya? Coba aja kalo sama pacarnya, seharian full berdua juga mau2 aja, padahal tanpa sepengetahuannya setan malah sedang bertepuk tangan merayakan kegembiraan karena rencananya berhasil. Teman, aku juga sama manusia, aku juga sama sering khilaf, tapi apa salahnya kalo kita sama2 belajar dari kebodohan2 yang kita buat sendiri. Caranya gimana? Itu semua tergantung pada kemauan teman2.
Yang aku tahu, cinta bisa datang dan pergi sesuka hati tanpa bertanggung jawab atas apa yang telah menimpa hatimu, dan kau pun tak bisa menyalahkannya. Tapi, Allah selalu ada dalam suka dan dukamu, Allah tak pernah membiarkan hambanya bersedih. Allah adalah segalanya. Allah Maha Pengasih Maha Penyayang :) Teman maaf ya kalo aku so tahu, bersambung..

Jumat, 19 Oktober 2012

Adukan Hanya Pada-Nya

Adukan Hanya Pada-Nya

Mengapa manusi tidak belajar banyak dari pengalaman pahit orag lain. Bahwa ketika ia mengeluh kepada sesamanya, kehinaan yang kemudian ia dapat kelak.

Siapa manusia yang tidak punya sahabat? Siapa manusia yang tidak punya kawan? Hampir rata-rata punya. Kesedihan dan kesepianlah yang ada bila sahabat yang kita jadikan sahabat, kawan yang kita jadikan kawan, kemudian kelak ada perselisihan sedikit saja dengan kita, maka rahasia barat dan timur segera terbuka. Itu hanya akan terjadi bila kita sering mengadukan masalah kita kepada dia, dan sering mengeluhkesahkan kesusahan kepadanya. Sebab hal ini ternyata menjadi bumerang buat diri kita sendiri.
Memang salah satu sifat manusia adalah “gatel”. Bukan gatel pengen digaruk, tapi gatel untuk berkeluh kesah. Kerjaannya banyak mengeluh. Tidak laki-laki tidak perempuan. Dua-duanya senang mengadukan kesulitan hidupnya pada orang lain. Andai kita tahu bahayanya, tentu kita akan sedikit mengeram kegatelan kita ini. Apalagi mestinya kita tahu, bahwa seberapapun hebatnya kita mengeluh, yang menakdirkan bisa menolong hanyalah kehendak Allah. Bukan sahabat kita, bukan saudara kita.
Dalam hal ini, Rasulullah menganjurkan kita untuk selalu ridha atas apa yang terjadi dalam kehidupan kita. Supaya mutiara kesulitan bisa kit dapatkan seiring dengan kesabaran kita menerimanya sebagai sebuah ketetapan Allah. Tapi yang terjadi, kita kehilangan sesuatu, lalu kita mengeluhkannya. Maka kita menjadi rugi dua kali. Pertama rugi sebab kehilangan barang yang boleh jadi kita cintai. Yang kedua, rugi sebab kita tidak mendapatkan penggantinya sebab kita tidak ridha.

“Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat berkeluh kesah lagi kikir. Apalagi ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah, dan apabila ia mendapat kebaikan ia amat kikir, kecuali orang-orang yang mengerjakan shalat, yang mereka itu tetap mengerjakan shalatnya.” (Al-Ma’arij: 19-23)

Kita punya Allah Yang Maha Mendengar dan Maha Menjaga segala rahasia. Mulia sekarang, jadikanlah Allah sebagai satu-satunya mitra berkeluh kesah dan sekaligus memohon pertolongan-Nya.

***
Ada Yang Maha Mendengar, yaitu Engkau, tapi kami mencari yang tuli, yaitu manusia. Ada Yang Maha Membantu, yaitu Engkau, tapi kami mencari yang buta, yaitu manusia. Ada Yang Maha Membantu, yaitu Engkau, tapi kami mencari yang diam, yaitu manusia. Ada Yang Maha Berkuasa, yaitu Engkau, tapi kami mencari yang lemah dan tak bisa berbuat apa-apa, yaitu manusia.
Maafkan kami ya Allah, maafkan...
***

Sumber : Buku Kun Fayakuun karangan Ust. Yusuf Mansur

Rabu, 17 Oktober 2012

Cukuplah Allah yang Menjadi Penolong


Cukuplah Allah yang Menjadi Penolong

“...Cukuplah Allah menjadi penolong kami dan Allah memang adalah sebaik-baik Pelindung. Maka mereka kembali dengan nikmat dan karunia (yang besar) dari Allah, mereka tidak mendapat bencana apa-apa, mereka mengikuti keridhaan Allah. Dan Allah mempunyai karunia yang besar.” (Ali Imran: 173-174)

Pernahkah anda mengalami hal-hal berikut :
1.         Berkeluh kesah kepada manusia (CURHAT) eh engga taunya esok malah menjadi bumerang buat kita, ketika seluruh rahasia kita akhirnya menjadi rahasia umum.
2.       Datang kepada kawan yang dulu sempat kita bantu, tapi tidak ada satupun yang dia lakukan (menurutnya), sedang kita dapati ia sebenarnya bisa membantu.
3.       Datang kepada saudara, tapi justru matanya, bahasa tubuhnya menunjukkan kekuatiran kita akan bersuara minta tolong, sedang kita belum sama sekali mengutarakan permintaan tolong.
4.       Datang memohon bantuan kepada seorang kenalan, malah yang datang adalah hinaan. Apalagi kebetulan kita pernah punya salah sama dia, bertambahlah kehinaan kita.
5.       Datang kepada kawan, eh belum sempat kita mengeluhkan persoalan kita, dia malah menyodorkan keluhan-keluhannya dia. Dan jadilah kita yang malah membantunya.
6.       Datang kepada seseorang yang kelihatannya baik dan peduli akan kesusahan kita. Ternyata kita justru menjadi mangsanya, menjadi korbannya. Jadilah kita sudah jatuh tertimpa tangga pula.
7.       Datang meminta tolong kepada seorang kenalan, malah akhirnya kena renten, dan aset kita akhirnya harus direlakan untuk diambil paksa dikemudian hari.
8.       Datang kepada seorang kawan, yang ternyata ia sudah pernah kita kecewakan, lalu dia bilang, kapok engga akan pernah mau membantu lagi.
9.       Meminta tolong kepada bantuan paranormal dan menjalani ritual ini ritual itu, tapi permasalahan tetap menjadi permasalahan, bahkan uang, tenaga dan waktu menjadi kian habis.
10.     Bersandar kepada jimat, wafak dan benda-benda yang diyakini punya kekuatan magis, tapi kemudian benda itu hilang. Dan barulah kita sadar, bahwa benda-benda tersebut tidak bisa menyelamatkan dirinya, lalu bagaimana mungkin ia bisa menyelamatkan kita?
11.       Pergi sana pergi sini untuk mengobati penyakit, tapi tiada kunjung sembuh. Bahkan keputusasaan hampir merenggut nyawa.
12.     Dijanjikan akan dibantu, yang ternyata cuma janji. Ketika kita sudah berbunga, dan kita berhenti berupaya mencari jalan keluar (karena sudah dijamin akan dibantu) tiba-tiba janji akan membantu dibatalkan begitu saja. Paniklah kita, sebab waktu untuk mencari solusi menjadi tidak ada lagi.
13.     Kita tersudut dan menangis tidak tahu lagi kepada siapa kita mengadu. Rasanya buntu, dan hidup ini bagai di neraka saja.

Bila anda pernah mengalami hal-hal seperti disebutkan di atas, berarti anda memang sedang butuh Allah. Ketahuilah beberapa hal berikut ini :
1.         Allah tahu kita datang dengan dosa sebesar gunung, Allah tahu kita datang dengan dosa setinggi langit, dan Allah tahu kita datang dengan dosa seluas samudra, banyak maksiat yang kita lakukan, banyak kebohongan yang kita jalankan; tapi ketika kita datang kepada-Nya, Dia tidak pernah menolak, malah Dia senang menerima.
2.       Dia Maha Mengampuni. Ampunan-Nya melebihi amarah-Nya dan jau melebihi dosa dan maksiat kita.
3.       Dia Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Dia kasihi orang-orang yang berkehendak dikasihi-Nya, dan menyayangi orang-orang yang berkehendak disayangi-Nya.
4.       Dia tidak pernah marah kepada kita, seberapapun kita menyakiti-Nya. Dia hanya marah, sebab perbuatan buruk kita hanya akan menghalangi rahmat-Nya.
5.       Dia tidak pernah kecewa seberapa kali pun kita mengecewakan-Nya.
6.       Dia tidak pernah menutup pintu buat kita, dan memenuhi segala harapan bagi mereka yang mau kembali kepada-Nya.
7.       Kekuasaan-Nya melebihi masalah kita, kebesaran-Nya melebihi apa yang kita keluhkan.
8.       Dia Maha Menyembuhkan tanpa meminta bayaran. Dia hanya minta kita menjadi hamba-Nya yang baik, tunduk dan patuh menghamba kepada-Nya.
9.       Dia Maha Memberikan bantuan dan pertolongan. Sungguhpun bantuan itu untuk masalah yang sebenarnya kita buat sendiri, dan harusnya kita yang memikulnya sendiri.
10.     Dia Maha Melindungi, sungguhpun kita memohon perlindungan dari sesuatu keburukan yang kita lakukan sendiri.
11.       Dia adalah Penggenggam masa depan dan Penggenggam segala urusan.
12.     Di tangan-Nya keputusan baik atau buruk, sedang Dia selalu dan selalu akan memberikan yang baik-baik.
13.     Dia selalu mau memudahkan, tanpa pernah bermaksud sedikitpun menyulitkan.
14.     Dia selalu berniat meringankan, seberapapun beratnya permasalahan, dan tidak pernah punya kepentingan memberatkan.
15.     Dia adalah Yang Maha Berkehendak.
16.     Dia Yang Menguasai hati dan pikiran manusia.
17.     Dia Yang Bisa Membolak-balikkan keadaan.
18.     Dia Yang Maha Meninggikan dan Maha Merendahkan tanpa pernah berniat untuk merendahkan. Seseorang menjadi rendah bukan karena Dia rendahkan, tapi karena Dia Yang Maha Meninggikan terhalang meninggikan kita sebab perbuatan buruk kita. Ia akan meninggikan kita lagi bilamana kita sanggup merendahkan diri kita kembali di hadapan-Nya.
19.     Dia Yang Maha Mengayakan dan Maha Memiskinkan, tanpa pernah memiskinkan manusia. Kita jadi miskin sebab kita yang memiskinkan diri kita sendiri.
20.   Dia Maha Kaya, Dia bukan saja memiliki seluruh harta benda orang-orang yang kaya, dan memiliki seluruh orang-orang kaya, tapi juga memiliki semua hal yang ada di bumi di langit dan di semesta ini.
21.     Dia Maka Kuasa. Kuasa-Nya meliputi kekuasaannya orang-orang yang berkuasa dan meliputi kekuasaannya orang-orang yang tidak dikuasai orang-orang yang berkuasa.
22.    Dia Yang Maha Memuliakan dan Maha Menghinakan, tanpa pernah bermaksud menghinakan. Kita menjadi hina sebab kita sendiri yang membuat diri kita hina.
23.   Dia Maha Menghibur hati.
24.    Dia Maha Mengdengarkan segala keluh kesah.
25.   Dia Maha Menemani.
26.   Dia Maha Melihat segala kesedihan dan Menyaksikan segala kesusahan dan selalu berkenan menolong.
27.    Dia Mahasegala.

Tidakkah kita butuh diri-Nya? Tidakkah kita butuh kebesaran-Nya? Tidakkah kita butuh kuasa-Nya? Tidakkah kita butuh keajaiban-Nya? Merasa kayakah kita? Merasa kuasakah kita? Merasa amankah kita? Sehingga tidak membutuhkan-Nya? Tidak ada satupun manusia yang tidak butuh perlindungan-Nya. Tidak ada satupun manusia yang tidak butuh sentuhan-Nya. Tidak ada satupun manusia yang tidak butuh pertolongan-Nya, terutama ketika kesusahan dan penderitaan menjadi hal yang tidak dihindari...
”Ketika permasalahan terhidang, kita hanya butuh Dia, kita hanya butuh Dia..”


***
Hanya karena kami kurang mengenal-Mu, lantas kami berjalan dalam kesendirian. Sendiri dalam menjalani hidup dan kehidupan, sendiri dalam mengatasi kesulitan hidup dan kehidupan.
Andai kami mengenal-Mu dengan baik, sebaik pemahaman hari ini dan sebaik yang Engkau pahamkan kepada kami, tentu kami tidak akan berpaling dari diri-Mu dan senantiasa minta ditemani. Engkau terlalu berharga untuk kami abaikan. Engkau terlalu berharga untuk kami lupakan. Dan kami menjadi terlalu bodoh bila tidak mendekat dengan-Mu. Engkau bisa hilangkan penderitaan kami dengan sekejap. Engkau bisa hapuskan kesalahan-kesalahan kami dengan sekejap. Engkau bisa sembuhkan penyakit-penyakit kami semudah yang Engkau mau. Itu karena Engkau demekian kuasa. Kekuasaan-Mu tidak pernah berbatas dan tidak pernah bertepi.
***
Sumber : Buku Kun Fayakuun karangan Ust. Yusuf Mansur

Rabu, 03 Oktober 2012

SainsMatika: HAKIKAT MATEMATIKA

SainsMatika: HAKIKAT MATEMATIKA: HAKIKAT MATEMATIKA Abstrak Matematika adalah ilmu universal yang mendasari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi modern, memaj...

Selasa, 02 Oktober 2012

motivasi belajar: MOTIVASI BELAJAR

motivasi belajar: MOTIVASI BELAJAR: Motivasi belajar sangat penting dalam pengembangan diri, sebab pengembangan diri adalah belajar, belajar adalah pengembangan diri. Jika And...