Kamis, 25 Juni 2015

Berkah Ramadhan



Bismillah...
Alhamdulillah sepekan sudah kita menjalankan ibadah puasa di bulan suci ini.
Hari ini aku akan mengakui semua perbuatanku yang sudah terlanjur aku lakukan.
            Ini tentang dua keputusan besar yang sedang aku istiqomahkan.
Ketika aku putuskan untuk kembali mengubah penampilanku seperti dulu saat masih SMP, waktu itu aku benar-benar sangat bersemangat untuk terus dan terus memperbaiki diri. Rasanya sudah cukup waktu yang ku sia-siakan selama masa putih abu-abu. Ya, aku bulatkan tekadku untuk berhijrah, dengan pemahaman seadanya, aku belajar dari tweet2 berkualitas yang ku dapat dari timeline twitterku. Kali pertama pakai gamis nyaman rasanya karena bentuk tubuhku yang sintal tak nampak lagi. Walau masih belum sesuai syariat berhijabnya, aku yakin akan terus memperbaikinya dengan segera. Waktu itu aku masih punya pacar, dan Alhamdulillah setelah bisa menghijabi diri sedikit demi sedikit aku bisa menghijabi hati. Tak lama dari putusanku berhijab lagi Allah beri aku teguran dengan kondisi patah hati. Mungkin doi udah ga nyaman pacaran sama si gue. Oke fine, aku jomblo lagi. Aku yang dari sekolah menengah punya pacar terus akhirnya muak dengan yang namanya patah hati, aku memilih untuk menjadi jomblo. Aku hapus semua lagu-lagu yang bikin galau di henpon dan leptopku kemudian aku membeli sebuah buku yang berjudul “udah putusin aja” dan buku itu benar-benar telah memabantuku terlepas dari belenggu cinta rest area.
Episode baru pun dimulai. Aku dan semua pilihanku dengan gigih ingin terus istiqomah. Aku follow semua akun yang menuliskan tweet2 berkualitas seperti @yusuf_mansur, @felixsiauw, @pedulijilbab, @hijabalila, @jomblomulia dan lain sebagainya. Dari tweet2 merekalah aku banyak belajar tentang bagaimana menjadi seorang muslim/muslimah. Kemudian aku unfollow akun yang bisa menggangguku dalam beristiqomah tanpa bermaksud memutuskan pertemanan disana. Lalu aku yang dari dulunya hobi foto sendiri atau kata istilah sekarangnya selfie mulai menghapus semua foto-fotoku di facebook. Karena benar-benar ingin menjadi wanita yang sholeha untuk kedua orang tuaku, calon suamiku dan anak-anakku, aku tidak pernah memunculkan lagi fotoku ke sosial media. Aku bertahan sampai setahun pertama. Kemudian memasuki tahun kedua, aku yang sudah memiliki henpon dengan fitur kamera depan mulai kembali kambuh dengan hobi lama itu. Awalnya hanya sekedar koleksi pribadi saja hingga akhirnya secuil demi secuil aku tampakkan kembali wujud baruku dengan hijab syar’i (kataku).
Efek henpon dan aplikasi pengedit gambar yang canggih telah membuat perempuan yang labil seperti ku mengeluarkan kembali apa yang sudah ditutup. Maksudnya mengunggah foto-foto pribadi yang tadinya sudah tidak ada satupun di akun sosmed. Instagramku mulai berisi foto selfiku dengan teman PPLK. Selain karena fasilitas kamera depan waktu itu juga lagi ngehits sama yang namanya tongsis, kalian tau dong? Nah disitulah awal mulanya aku mulai ngeshare lagi fotoku. Sempat di tegur seorang teman, katanya “kamu mulai berubah, sekarang kamu berani ngupload fotomu ke sosmed lagi”. Ya, aku di tegur seorang mantan yang (katanya) pengen balikan. Entah tertinggal dimana,  rasanya istiqomahku tak lagi utuh. PPLK telah mengubahku menjadi abege labil :( bukan hanya gemar berfoto, aku juga hampir jatuh ke cinta rest area, tapi untungnya waktu itu niatku sudah kuat untuk “katakan tidak pada pacaran”. Selain takut merasakan patah hati lagi, aku juga takut Allah murka, cukuplah masa laluku ku kotori dengan berkhalwat. PPLK berlalu dan hobi selfiku masih terus berlanjut.
Kerena sering melihat foto orang lain di instagram, sedikit banyak hijabku mulai dipengaruhi oleh fashion. Dengan dalih bosan dengan pola khimar segitiga biasa, aku coba mengubahnya dengan pola persegi. Asalkan menutup dada kenapa ga dicoba. Mula-mula ku pakai khimar yang biasa ku pakai dengan pola persegi, karena khimarnya tebal dan lebar jadi aku rasa tidak ada yang pelu dipermasalahkan. Tak terasa waktuku masuk masa KKN. Sempat khawatir dengan apa yang pernah terjadi ketika PPLK akan terjadi nanti ketika KKN, aku berdoa agar nanti teman KKN ku lebih baik dari teman PPLK. Kemudian Allah mengiyakan doaku. Secara sosial mereka semua memang sangat hangat, terutama bunda dan bapake (sebutan kami untuk Ibu Noor dan Pa Nanang). Tapi secara agama masih ada beberapa teman KKN ku yang jarang solat apalagi subuh. Okelah tak apa, nanti aku bisa contohkan kepada mereka kalau solat itu perlu dan wajib hukumnya. Namanya juga tinggal seatap, duduk berdekatan dengan lawan jenis sangat mungkin terjadi. Seperti waktu makan, briping, nonton tv atau sekedar ngobrol-ngobrolin posko orang. Bisa dikatakan intensitas kebersamaan kami sangat banyak (katanya) demi membangun kekompakkan di posko kami. Nah disini aku mulai bingung. Biasa di kosan pakai baju tidur mulai sore, di posko juga aku pakai baju tidur mulai sore. Karena baju tidur bawahannya celana jadi aku pakai celana selama di dalam posko. Memang harusnya tidak begitu, tapi aku bingung.
Masih dengan hobi selfiku, banyak sekali foto-foto yang didapat pasca KKN. Dari mulai foto berdua, bertiga, 456 hingga ber-15 semuanya masih lengkap ada di leptopku. Menjelang hari berkahirnya KKN kami di Kecamatan Rancakalong tim sepakat untuk mengadakan perpisahan utama di Desa Nagarawangi. Dengan susunan panitia yang aku tidak tahu kapan dibuatnya, ditunjuklah aku sebagai bendahara dalam acara tersebut. Karena (mungkin) acara bisa dibilang mendadak, susunan acara yang dibuat oleh MC pun masih susunan mentah belum melibatkan nama ini itu sebagai pengisi acara. Dimintalah aku untuk membacakan doa, tapi aku menolak karena masih banyak lelaki yang usianya pun jauh lebih tua dibanding denganku. Dan dengan negosiasi yang rada alot akhirnya aku pun mau menbantu tapi sebagai pembaca ayat suci Al-Qur’an. Mengandalkan pengalamanku dulu di SMP dibacalah surah Al-Baqoroh ayat 21-22. Kemudian setelah acara inti berakhir dengan doa dari salah satu pegawai desa setempat, berlanjutlah acara hiburan yaitu organ sederhana yang disewa dari salah seorang teman KKN. Karena harus ada perwakilan dari masing-masing posko untuk menyumbangkan sebuah lagu sumbang, naikklah aku dan temanku ke atas panggung yang kecil yang berada di dalam aula desa. Tak ku sangka kebiasaanku mendengarkan musik dangdut di posko kini membuat rasa maluku hilang bak diselimuti awan. Ini sungguh kali pertama aku nyanyi lagi di muka umum setelah SMK bersama bandku dulu. Aku sama sekali tak sadar bahwa sebelumnya aku mengaji di awal acara dan kini menyanyikan lagu dangdut dengan ketawa ketiwi dapat saweran dari sesama teman KKN. Ah, rasanya benar-benar malu.
Waktupun berlalu dan aku masih belum sadar dengan kelakukanku waktu itu. Sekitaran bulan Maret salah seorang teman kelasku menikah. Dan akuuuuu, ikutan nyanyi lagi di atas panggung dengan pakaian yang seharusnya hanya duduk manis saja di kursi tamu. Mungkin aka satu-satunya muslimah dengan hijabnya yang berkelakuan minus begitu :( Selain punya hobi selfi, jauh sebelumnya aku juga sudah punya hobi nyanyi. Ya walaupun suara pas-pasan, jelek engga (kataku) bagus jauh banget tapi dimana pun kapan pun pasti suka nyanyi-nyanyi sendiri. Dan entah mulai dari kapan tapi sepertinya mulai dari jaman PPLK hingga saat ini memori henpon dan leptopku kembali dipenuhi dengan lagu-lagu andilau (antara dilema dan galau). Lalu apa kabar dengan istiqomahku???
***bersambung***
            Aku kembali......!!!
            Melanjutkan perjalanan hidupku di atas, aku yang di awal berhijrahnya memutuskan untuk tidak mendengarkan lagu-lagu picisan kini kembali mendengarkannya, menyanyikannya. Perlahan tapi pasti aku seperti kehilangan kendali, seperti lupa dengan apa yang sedang dijalani. Rasa malu ku pun perlahan memudar, selain berani mengupload foto pribadi aku juga lebih banyak menghabiskan waktuku dengan dunia maya. Update status sana sini. Apalagi semenjak BBM hadir di henponku, aku yang tadinya sudah membiasakan diri untuk tidak sering curhat di fb kini berganti tempat di bbm. Dan ketika aku mulai sadar bahwa apa yang sudah aku lakukan ini berlawanan dengan tujuan awalku membeli henpon canggih ini aku benar-benar merasa malu pada kata-kataku dulu ketika minta diberikan henpon baru olehNya. Sama halnya dengan akun sosmedku yang lain, semuanya hanya penuh di isi dengan kelakuanku yang tak bermanfaat.
            Dulu di awal berhijrah juga aku sangat sangat menjaga jarak dengan lelaki. Bersalaman pun aku tak mau. Tapi setelah melewati tahun kedua dengan PPLK dan KKN aku jadi seperti bukan aku yang dulu. Yang berprinsip. Yang sangat cuek dengan lawan jenis, bahkan seseorang yang dekat denganku pun aku perlakukan seperti itu karena dia lelaki. Keseringan dibonceng sama lelaki dari PPLan, aku yang sekarang jadi berani minta diantar teman cowoku kesana kesitu. Padahal aku tau apa yang aku lakukan itu tidak pantas, tidak seharusnya dilakukan oleh seorang muslimah yang apalagi sudah mengenakan hijab, rasanya kurang pantas. Aku yang dulu pernah bilang “Karena kita akan tau apa yang pernah kita lakukan itu salah ketika kita melihat orang lain melakukan kesalahan yang pernah kita lakukan” kini melakukan kembali kesalahan yang pernah dilakukan, bak seekor keledai yang kembali jatuh di lubang yang sama.
            Selidik punya selidik, kenapa semua ini bisa terjadi??? Ternyata penyebabnya satu, rasa MALU. Ya, ketika seseorang kehilangan rasa malu maka dia akan melakukan apa pun yang dia mau, dan iman itu berbanding lurus dengan rasa malu. Semakin mengikis rasa malunya semakin menipis juga imannya, sebaliknya semakin tebal rasa malunya semakin kuat juka keimanannya. Selain dari pada itu, ada faktor lingkungan yang memengaruhi. Seharusnya ketika aku memutuskan niatku untuk berhijrah, aku lebih giat lagi membawa diri ke majelis-majelis ilmu agama, bukan hanya stay di tempat, mengikuti dari sosial media. Aku tau, hidayah itu harus dijemput, kemudian diberik pupuk ilmu agama dan disirami oleh ukhuwah dan kemudian dipanen dengan diamalkan. Ternyata setelah dipikir-pikir, aku terlalu sombong sudah menyia-nyiakan hidayah yang sudah Allah beri untukku. Karena tak sedikit orang yang belum mendapatkan hidayah dariNya.
            Ramadhan kali ini telah banyak memberikanku kebaikan sehingga aku sadar bahwa aku harus menjalani hidup ini dengan ‘kondisi sadar’ seperti kata kaprodi penmat ketika memberikan kuliah penelitian pendidikan, “kerjakanlah sesuatu dalam keadaan sadar, sadar dengan apa yang sedang dikerjakan”. Mungkin selama beberapa bulan kebelakang aku lebih banyak menjalani hidupku dalam keadaan malaweung dibanding sadar. Hidup ini harus punya tujuan, visi dan misi agar jalan yang kita tempuh itu benar-benar lurus tak beranting-ranting lagi. Aku ingin apa yang aku lakukan mulai dari sekarang kelak bermanfaat untuk kehidupan pribadi ku khususnya dan menjadi pelajaran hidup bagi semua umunya. Doaku di bulan suci Ramadhan kali ini “semoga aku dipertemukan dengan orang-orang yang bisa membantuku untuk terus dan tetap istiqomah hingga malaikat maut menjemputku” aamiin. Semoga apa yang aku inginkan tercapai dan semoga tulisan yang ku buat ini tak hanya menjadi ratusan kata yang sia-sia tetapi menjadi sebuah bacaan yang selalu menyadarkanku akan kelakuan-kelakuan minusku selama proses berhirah ini. Kalian tau apa yang lebih sulit daripada makan sayur pakai garpu? Yaitu ISTIQOMAH.
            Aku ingin berkomitmen dengan hati dan pikiranku bahwasannya aku tidak akan menshare hal-hal tak bermanfaat di semua akun sosmedku dan terus menghijabi diri dengan ilmu agama. Dimulai dengan menghapus foto-foto selfiku yang tak layak dipublikasikan di sosmed, dan menjaga tangan ini agar tak seenaknya membuat kata-kata tek berharga yang nantinya hanya membuatku malu. Terimakasih orang-orang yang sudah menebar banyak kebaikan di sosial media, terimkasih sudah mengingatkanku :)
Assalamualaikum Warohmatulloh Wabarokatuh...
Tulisanku adalah dakwahku.
Dari aku, si fakir ilmu.

Jumat, 19 Juni 2015

Berdua lebih enak? Iyakah?

2 Ramadhan 1436H
Assalamualaikum Warohmatulloh Wabarokatuh
Puasa hari kedua, gimana??? Alhamdulillah lancar :( Loh kenapa sedih gitu?? Sedih buka puasanya masih sendiri T_T Oh gt toh, nikmatin aja dulu ea qaqa nanti juga berdua ko hehe ^^V nah coba deh qaqa simak tulisan instagram ini : 
#Regram @silviaramadan
2 Ramadhan. Ber-2 emang enak tp sendiri lebih baik jika blm halal 😉
Ini Ramadhan bro/sis, libur dulu yu pacarannya khawatir ntar pahala puasa ente berukurang kan ente juga yg rugi 😜 sebulan doang mah bs kali nahan, selepasnya sih terserah dah 😊 *mdh2n sih selamanya bs nahan jd jomblo mulia sampai halal 😂
Iya apa bener??? Biar qaqa ga sedih lagi aku kasih ini deh -> cekidot
*******
Bismillah was shalatu was salamu ‘ala rasulillah, amma ba’du,

Ramadhan adalah bulan yang mulia. Namun mulianya ramadhan tidak diimbangi dengan sikap kaum muslimin untuk memuliakannya. Banyak diantara mereka yang menodai kesucian ramadhan dengan melakukan berbagai macam dosa dan maksiat. Pantas saja, jika banyak orang yang berpuasa di bulan ramadhan, namun puasanya tidak menghasilkan pahala. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

رُبَّ صَائِمٍ حَظُّهُ مِنْ صِيَامِهِ الْجُوعُ وَالْعَطَشُ

“Betapa banyak orang yang berpuasa, namun yang dia dapatkan dari puasanya hanya lapar dan dahaga.” (HR. Ahmad 8856, Ibn Hibban 3481, Ibnu Khuzaimah 1997 dan sanadnya dishahihkan Al-A’zami).

Salah satu diantara sebabnya adalah mereka berpuasa, namun masih rajin berbuat maksiat. Keterangan selengkapnya bisa anda pelajari di: Puasa Tanpa Pahala

Pacaran adalah Zina

Pacaran tidaklah lepas dari zina mata, zina tangan, zina kaki dan zina hati. Dari Abu Hurairah, Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

كُتِبَ عَلَى ابْنِ آدَمَ نَصِيبُهُ مِنَ الزِّنَى مُدْرِكٌ ذَلِكَ لاَ مَحَالَةَ فَالْعَيْنَانِ زِنَاهُمَا النَّظَرُ وَالأُذُنَانِ زِنَاهُمَا الاِسْتِمَاعُ وَاللِّسَانُ زِنَاهُ الْكَلاَمُ وَالْيَدُ زِنَاهَا الْبَطْشُ وَالرِّجْلُ زِنَاهَا الْخُطَا وَالْقَلْبُ يَهْوَى وَيَتَمَنَّى وَيُصَدِّقُ ذَلِكَ الْفَرْجُ وَيُكَذِّبُهُ

“Setiap anak Adam telah ditakdirkan mendapat bagian untuk berzina dan ini suatu yang pasti terjadi, tidak bisa dielakkan. Zina kedua mata adalah dengan melihat. Zina kedua telinga dengan mendengar. Zina lisan adalah dengan berbicara. Zina tangan adalah dengan meraba (menyentuh). Zina kaki adalah dengan melangkah. Zina hati adalah dengan menginginkan dan berangan-angan. Lalu kemaluanlah yang nanti akan membenarkan atau mengingkari yang demikian.” (HR. Muslim no. 6925)

Semua anggota badan berpotensi untuk melakukan semua bentuk zina di atas. Mengantarkan kemaluan untuk melakukan zina yang sesungguhnya. Karena itulah, Allah melarang mendekati perbuatan ini dengan menjauhi semua sebab yang akan mengantarkannya. Allah berfirman,

وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنَا إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاءَ سَبِيلًا

“Janganlah kalian mendekati zina, karena zina adalah perbuatan keji dan jalan yang buruk.” (QS. Al-Isra: 32)

Maksiat Saat Puasa

Memahami hal ini, maka sejatinya pacaran adalah perbuatan maksiat. Sementara maksiat yang dilakukan seseorang, bisa menghapus pahala amal shaleh yang pernah dia kerjakan, tak terkecuali puasa yang sedang dijalani. Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّورِ وَالْعَمَلَ بِهِ فَلَيْسَ لِلَّهِ حَاجَةٌ فِى أَنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ

“Barangsiapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta malah mengamalkannya, maka Allah tidak butuh dari rasa lapar dan haus yang dia tahan.” (HR. Bukhari no. 1903).

Mengingat betapa bahayanya dosa bagi orang yang berpuasa, sejak masa silam para ulama telah menasehatkan agar kaum muslimin serius dalam menjalan puasa, dengan berusaha mengekang diri dari maksiat.

Jabir bin ‘Abdillah radhiyallahu ‘anhu berkata, “Ketika engkau berpuasa maka hendaknya pendengaran, penglihatan dan lisanmu turut berpuasa, yaitu menahan diri dari dusta dan segala perbuatan haram serta janganlah engkau menyakiti tetanggamu. Bersikap tenang dan berwibawa di hari puasamu. Janganlah kamu jadikan hari puasamu dan hari tidak berpuasamu sama saja.” (Latho’if Al Ma’arif, 277).

Al-Baydhowi rahimahullah mengatakan, “Ibadah puasa bukanlah hanya menahan diri dari lapar dan dahaga saja. Bahkan seseorang yang menjalankan puasa hendaklah mengekang berbagai syahwat dan mengajak jiwa pada kebaikan. Jika tidak demikian, sungguh Allah tidak akan melihat amalannya, dalam artian tidak akan menerimanya.” (Fathul Bari, 4/117).

Bahaya besar bisa mengancam mereka yang pacaran ketika puasa ramadhan. Karena itu, segera hentikan kegiatan pacaran anda, dan ambil jalur yang dihalalkan, yaitu menikah.

Semoga Allah memudahkan kita untuk meniti jalan kebenaran.

Wallahu waliyyut taufiq.

Dijawab oleh ustadz Ammi Nur Baits (Dewan Pembina www.KonsultasiSyariah.com)
*******
Mulai sekarang qaqa jgn sedih lagi ya, walaupun kita msh berbuka puasa sendiri karena status jommul, inSya Allah puasa kita berkah lagi berpahala penuh :) Nah buat teman2 yg udh terlanjur pacaran dalam dua hari di bulan suci ini, mulai besok dan 27 hari ke depan yuk fokoskan dulu ibadah kita dgn sungguh2, jangan campurkan yang hak dan yg batil. Setop dulu smsannya, telponannya, cetingannya, apalagi sampe ngabuburit bareng berdua2an (OMG hellow) ^^V Sudah dulu ya qaqa, maaf hari ini lebih banyak copasnya letimbang ngarang bebasnya, cause im so busy today :D
Wassalam....

Kamis, 18 Juni 2015

Tanggal Merah



1 Ramadhan 1436H
Assalamualaikum Warohmatulloh Wabarokatuh :)
Hay, apa kabar?
            Tarawih pertama, sahur pertama, dan puasa pertama di bulan Ramadhan tahun ini gimana rasanya? Biasa aja? Luar biasa? Lemes syekali? Atau nanonano?! ^_^ Bagi yang sudah biasa puasa sunah mungkin rasanya biasa aja nah gimana dengan kamu yang cuma puasa saat ramadhan tiba? Rahasia ya? Okelah tak apa. Ingin sekali rasanya menyudahi tanggal merah ini, tapi apa boleh buat ini semua murni tak bisa dipercepat atau bahkan diperlambat redanya. Yowis nikmati saja :D
            Teman-teman yang saya cintai dan saya sayangi, mungkin diantara kalian pernah mengalami hal dimana 5 menit lagi menjelang adzan maghrib tiba kemudian kamu mendapati tanggal merah baru saja datang di kalender pribadimu? Spontan dong kita bilang #disitu kadang saya merasa sedih, gitu bukan? Hehe ^^V Ya kalau diibaratkan sih sedihnya tu kaya lagi donlot film yang udah 98% tiba-tiba gagal gitu aja. Bener ga sih? Ga bener ya? Teman-teman jangan panik, dont worry uye :) Sebagai seorang wanita yang masih single dan atau jomblo mulia alias perawan tingting pasti setiap bulan akan kedatangan tanggal merah, yaitu tanggal dimana seorang wanita tidak diperkenankan atau diharamkan untuk melakukan ibadah-ibadah tertentu seperti sholat, dan puasa. Jadi kalau si merah datang kapanpun dan dalam kondisi apapun, kita nikmati aja setiap prosesnya (winda) tanpa harus mengutuk dengan kata-kata yang tak semestinya kita ucapkan. Mengeluh boleh, tapi ya sewajarnya aja ^^
            Salah satu ayat Al-Quran yang bisa kita jadikan rujukan agar senantiasa menghadapi hal tersebut dengan penuh keihklasan dan kesabaran yaitu QS Al-Kahfi ayat 30 yang artinya:
“Sesungguhnya mereka yang beriman dan beramal saleh, tentulah Kami tidak akan menyia-nyiakan pahala orang-orang yang mengerjakan amalan(nya) dengan yang baik” 
Nah gimana teman? Indah bukan? Yaiyalah islam itukan indah seindah senja di sore hari ditemani keluarga menunggu waktu berbuka :D piss ^^V Islam itu jauh lebih indah dari apa yang sekedar kita lihat. Dan yakinlah segala sesuatunya itu tak ada yang sia-sia, semua kan ada hikmahnya. Seperti saat kita mendapati puasa kita batal karena haid padahal kita sudah berpuasa hampir setengah hari, tak perlulah kita risau, toh dari awal niat kita kan sudah berpuasa sekalipun harus menggantinya di luar bulan Ramadhan, tetap saja puasa kita yang hari ini mendadak batal inSya Allah sudah malaikat catat niat ibadah kita karena sesuai dengan kutipan ayat di atas bahwasannya Allah tidak akan menyia-nyiakan pahala orang-orang yang beriman dan beramal saleh.   
            Oke teman, sekian dulu ya diary activity ku sore ini soalnya mau bantuin mamah masak, lebih tepatnya disuruh bantuin sih :D maaf apabila banyak kekurangan dalam bermain kata. Wassalaam...